Ayla-Patra-Karina’St series [Tragedi Kamis]

sdfghjk

Nai notes: it’s series. Not chaptered. Indonesian setting. And I don’t know how the ending, it’s true story?hm.

~~

Ayla. Seorang gadis bertubuh kurus, tingginya hm, tidak terlalu pendek juga tidak terlalu tinggi. Namun, masih terlihat pendek di antara teman-temannya. Panggilan akrabnya Ayay, diberikan oleh salah satu guru di sekolahnya. Banyak bicara, kadang bisa kayak cewek kadang juga bisa kayak cowok. Lumayan pintar, yeah.

Patra. Cowok tinggi, kurus, kulitnya ga hitam banget, ga putih juga. Nakalnya luar biasa, hobby mengejek orang, giliran diejek marah, tutur katanya kasar. Rada letoy, tipe badboy, pokoknya orangnya menyebalkan!

Karina, gadis pindahan, kurus, sedikit lebih tinggi dari Ayla, matanya agak sipit, kemampuan otaknya masih dibawah tapi ga sampai yang terbawah. Panggilan akrabnya Ayin. Aneh kan? Orangnya lumayan girly, suka benda berbau pink/ungu dan semacamnya. You-know-lah.

Ke tiganya terjebak oleh sebuah cinta segitiga, saling takut untuk mengungkapkan, membiarkan itu mengalir begitu saja. Berbagai macam konflik berkelebat disini.   Diantara Ayla dan Karina pasti ada yang kalah atau mereka berdua sama-sama mundur. Karena hanya ada satu cinta untuk dua hati.

Ia dan Patra tidak seperti yang dulu, bukan saat saling membenci dua tahun yang lalu. Setahun yang lalu Ia mulai akrab dengan Patra, kesempatan bagus, untuk semakin dekat dengan Patra, Pikir Ayla.

Mereka juga pernah makan siang di kantin, bersama Sisi salah satu sahabat Ayla dan  Fiqo sahabat akrab Patra. Padahal, jarang-jarang anak laki-laki dan perempuan duduk semeja di kantin dan makan bersama. Semacam ketidak sengajaan.

Kini keadaannya berbeda. Kenyataan bahwa Ayla menyukai Patra telah tersebar ke Angkatan mereka. Beberapa hari kemudian tersebar juga berita,  bahwa Patra juga menyukai Ayla.

Tak ada lagi acara ngobrol/bercanda dengan Patra. Kini mereka berdua hanya saling mengabaikan pandangan jika tak sengaja bertemu. Tidak ada pembicaraan satupun say hello pun juga tidak. 

Ini karena teman-teman sekelompok sainsnya, yang perempuan, yang begitu ember mulutnya. Ia sendiri juga tidak tahu menagpa tiba-tiba teman-teman kelompoknya ketika Ia datang, Ia dipanggil “Patra,” bukan “Ayla,”.

Bagaimana bisa? Saat istirahat Ayla menghampiri salah satu teman kelompok sainsnya itu. Hasyla.

“Hasy, kok anak-anak kelompok pada tau kalo gue suka sama Patra? Tahu dari mana?”

“Kamu tapi diem ya, kita tuh dikasih tau sama Rasya.”

Ayla kesal bukan main pada Rasya. Anak itu tidak bisa menjaga rahasia orang! Yang berdampak pada hubungan akrabnya dengan Patra ish!

“dia tuh ngasih tau ke kita soalnya dia kesal sama kamu yang nyebarin berita kalau dia ngefans berat sama Ishak, gitu,”

Ayla menghela nafasnya, jadi cuman gara-gara itu? Tapi, ini gak sebanding! Rasya kan cuman ngefans sama Ishak. Sedangkan, Ayla kan suka sama Patra bukan ngefans.

Tapi, Ayla menahan emosinya. Menyemburkan amarahnya pada Rasya tidak akan membuat masalah ini menjadi lebih baik.

—–

“Ayla!”

“hah?”

“katanya Patra disuruh milih, milih elo, Ayin atau Faby—–”

Ayla sangat-sangat penasaran. “So, dia milih siapa?”

“—–hem dia..milih Ayin,”

Deg!

“Sabar ya Ay,” Keyla, sahabatnya itu menepuk pundak Ayla.

Hati Ayla bergetar, “ya..yaudah emang kenapa? K..kan emang Patra sukanya sama Ayin..em ya kan?” saat mengucapkannya pun bibirnya ikut bergetar.

—–

“Aylaaaaa, masa Patra milih Ayin! Bukan milih kamu, aduh yang sabar ya Ay…” kata Nadia, sahabatnya juga, ketika makan siang.

Entah Nadia orang ke berapa yang mengatakan tentang ‘Patra yang memilih Ayin’. Sejujurnya, Ia sangat-sangat muak. Bisakah orang-orang itu mengerti? Seberapa hancurnya perasaan Ayla saat ini. Sungguh.

Ayla berjalan menuju ruang kelasnya dengan raut wajah sangat-sangat ditekuk/tertekuk? Ia benar-benar kesal saat ini, sangat-sangat kesal. Belum sampai kelas, Ia pun harus berpapasan dengan Hakan

“Cie, tadi Patra milih Karina loh, ga milih elo. Haha, cemburu kan lo? Hahaha” ledek sekaligus bisik Hakan tepat di telinganya. Membuat telinganya panas. Ayla mendelikkan matanya ke arah Hakan. Lalu, bergegas masuk kelas. Ia lupa bahwa setlah istirahat ini ada ulangan sains. Astaga.

Mata Ayla memanas, Ia tidak kuat lagi sekarang. Ia berlari menuju kamar mandi. Ia menagis, sedikit saja mengeluarkan air matanya.

Masih ada waktu 10 menit lagi untuk belajar Ulangan Sains yang begitu menakutkan bagi Ayla. Dan, selama 10 menit itu tak ada satupun materi sains yang melekat di otaknya. Ia dari tadi hanya melamun dan membolak-balik halaman bukunya itu.

—–

Saat ulangan, Ayla sesekali menatap ke arah Patra yang terlihat seperti biasa. Ish! Ayla! Ngapain sih lo make ngeliatain dia segala?ish!

Soal nomor 35, Astaga! Ini soal yang dihafalnya semalam, saat tadi pagi Ia mengulang dan  Ia masih hafal betul  materinya. Sekarang, otaknya tiba-tiba blank. Ah!

Ini gara-gara lo Patra! Juga gara-gara yang lain, puas kan bikin gua menetapkan bahwa hari kamis adalah monster day, puas kan bikin gua lupa sama materi yang udah gua hafalin capek-capek semalem. Puas kan?!

Kalau saja teman-temannya mengerti bagaimana perasaannya. Mungkin saja hatinya tidak akan sesakit ini.

Ayla benar-benar murka. Ia lalu menyilang asal jawaban yang dianggapnya paling meyakinkan. Meyakinkan baginya belum tentu, meyakinkan bagi Gurunya bukan?

Masa bodoh, mau nilainya kecil, biarlah. Masih ulangan awal ini Shit!, pikirnya.

—–

Ayla duduk sendirian di kelasnya. Teman-temannya sudah melengos pergi untuk istirahat di luar. Ayla menelungkupkan wajahnya pada tangannya.

Terdengar suara pintu terbuka membuat Ayla mengangkat kepalanya lalu melihat siapa yang datang.

Patra. Orang itu, Patra.

Jantung Ayla berdegup kencang sekarang, Ia pura-pura memalingkan wajahnya. Bagaimanapun juga Ia masih kesal dengan Patra, karena membuat hari Ayla menjadi menyebalkan seketika.

Patra kini sudah berada di samping bangkunya. “Ayla,”

Ayla memutar kepalanya mengahdap Patra sekarang. Lalu, Ia menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap Patra.

“Ayla, maafin gue. Kemarin..gue milih Karina, soalnya gue ga mau ketahuan kalau gue suka sama elo. Sorry ya, sejujurnya, gua cuma suka sama elo. Gue ga pernah suka sama Karina.” Jelas Patra panjang lebar.

Ayla tersentuh, air matanya turun lagi. Astaga, ia sudah berburuk sangka pada Patra selama ini. Tapi, kenapa harus berbohong?

Patra membawa Ayla pada pelukan hangat Patra, untuk menenangkannya. Ayla pun membalas pelukan Patra, Ia menangis, mencurahkan emosinya pada tangisannya.

Deg! Ayla terbangun dari tidurnya, Ia melihat ke sisi kanan, lalu sisi kiri Kasurnya. Ia menggelengkan tak percaya.

Jadi kejadian tadi hanya bunga tidur semata? Astaga.

~~

Nah! how about the first series of Ayla-Patra-Karina’St? bad or good? straight? hehe. Please don’t be a silence reader, please leave your comment. Don’t bash, plagiarism, take the idea of nai story!! Mianhae also gomawo *bow

 

11 responses to “Ayla-Patra-Karina’St series [Tragedi Kamis]

Leave a reply to Hasnasy Cancel reply